Aksi Mahasiswa di depan Gedung Administrasi Pusat | Dok. Scientiarum

Segel GAP dan Suarakan Tuntutan, Mahasiswa UKSW Kembali Gelar Aksi Demonstrasi

655 dilihat

Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali melakukan aksi dengan partisipasi massa yang lebih besar dari aksi sebelumnya pada 8 Mei 2025.

Aksi dimulai dari lapangan sepak bola, diawali oleh rombongan dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) yang mengenakan dress code kaos biru. Selanjutnya, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) menyusul dengan kemeja putih dan pita ungu terikat di lengan, kemudian diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas lain. 

Massa aksi bergerak serempak menuju area depan kampus dan berpencar setelah tiba di samping Gedung Lembaga Kemahasiswaan Universitas (LKU). FTI kemudian bergerak menuju kantor Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW), sementara FH diikuti oleh Fakultas Teologi (F.Teol) dan gabungan mahasiswa dari beberapa fakultas lainnya menuju ke depan Gedung Administrasi Pusat (GAP).

Massa melakukan aksi simbolik dengan memasang police line di depan pintu masuk GAP sebagai bentuk protes. 

Tri Aprivander Waruwu, selaku Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SMU) melakukan orasi dengan menyatakan penolakan atas Surat Undangan No. 117/Rek./05/2025 dari Rektor yang mengundang Ketua SMU, BPMU, SMF, dan BPMF untuk hadir dan menyampaikan aspirasi di Auditorium FTI.

“Kita akan menolak! Dari awal kita sudah minta dipertemukan, tapi kenapa baru sekarang mau disusupi satu-satu fakultas, tentunya curang,” tegasnya.

Ia juga mempertanyakan komitmen kampus yang bangga menuju “World Class University”, namun dinilai enggan menerima aspirasi mahasiswa lewat pernyataan dalam Nota Rektor No. 001/NR/05/2025 yang, seolah-olah, menggambarkan aspirasi mahasiswa itu sebagai “pengganggu” dalam lingkungan kampus.

Setelah menyampaikan aspirasi dan melakukan aksi simbolik, para mahasiswa berjalan dari depan GAP menuju Student Center (SC). 

Tri Aprivander melanjutkan orasinya di tengah-tengah massa aksi. Ia menyerukan, “Hari ini, kita tidak hanya menyampaikan aspirasi, tapi kita melawan!” Pernyataan itu kemudian diikuti dengan penyampaian empat poin tuntutan keluarga mahasiswa Satya Wacana.

Berikut isi tuntutan tersebut:

  1. Memprotes sikap arogansi Rektor dan kebijakan ugal-ugalan yang tidak berorientasi kepada mahasiswa dan nilai-nilai Satya Wacana. 
  2. Mengevaluasi Tata Kelola UKSW.
  3. Meminta Rektor untuk segera melakukan pemenuhan hak-hak mahasiswa.
  4. Mendesak Rektor UKSW untuk segera membuka dialog terbuka yang dihadiri seluruh civitas academica.

Sementara itu, mahasiswa FTI yang awalnya berada di depan kantor YPTKSW tidak mendapatkan tanggapan apa-apa, sehingga rombongan berjalan menuju GAP dengan membawa spanduk bertuliskan “Tutup Telinga? Kami Teriak Lebih Keras!” 

Mereka lalu melakukan orasi dan aksi simbolik dengan melakban pintu masuk GAP. Aksi tersebut mendapat tanggapan dari Direktur Direktorat Kemahasiswaan (DEM) UKSW, Giner Maslebu.

“Jam satu nanti, silakan teman-teman bertemu dengan Ibu Rektor di Balairung UKSW dan silahkan sampaikan aspirasi teman-teman di sana. Tapi kantor ini—pusat pelayanan bagi semua mahasiswa—saya mohon dengan sangat agar dibukakan kembali untuk melayani seluruh mahasiswa UKSW. Mari kita hargai pelayanan untuk mahasiswa lainnya,” ujarnya di hadapan massa aksi.

Reporter: Nicola Ananda, Setyo Budi, Queency Menajang
Penulis: Kezia Gerungan
Editor: Michael Alexander Budiman
Fotografer: Ardendi Herdiananta dan Ariel Haezer

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Previous Story

Suara Anak di Rumah Sendiri: Teriakan Cinta Anak untuk Orang Tuanya di Satya Wacana

Next Story

Open Forum UKSW Masih Menyisakan Kritik, Mahasiswa Desak Forum Kedua Lebih Terbuka

0 $0.00