Boyolali – Tiga belas mahasiswa peserta Latihan Lanjut Kepemimpinan Mahasiswa (LLKM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menginisiasi sebuah program intervensi sosial yang berfokus pada pengembangan potensi lokal di Dukuh Glagah, Desa Ngargoloka, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Dalam kegiatan penutup yang berlangsung pada 24-26 Oktober 2025, para mahasiswa mengubah limbah tembakau yang melimpah di wilayah tersebut menjadi produk pertanian bernilai tinggi, sekaligus memberikan solusi atas tantangan pakan ternak yang kerap dihadapi masyarakat.
Program ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan LLKM di bawah naungan Bidang PSDM (Pemberdayaan Sumber Daya Mahasiswa) Senat Mahasiswa Universitas (SMU) yang dimulai sejak Agustus 2025. Berbekal materi kepemimpinan dan analisis sosial, para peserta melakukan observasi langsung melalui kegiatan live-in di tengah masyarakat. Hasil analisis tersebut mengidentifikasi dua potensi utama yang belum tergarap maksimal, yaitu melimpahnya limbah batang dan daun tembakau pascapanen serta sektor peternakan yang membutuhkan solusi pakan alternatif.
Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa LLKM berkolaborasi dengan para ahli dari Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) UKSW serta Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan terobosan yang memberdayakan sumber daya alam dan manusia yang ada di Dukuh Glagah.
Analisis Kritis: Dari Identifikasi Masalah Menuju Solusi Berbasis Potensi

Kecamatan Gladagsari, yang terletak di lereng Gunung Merbabu, memiliki tanah subur yang sangat ideal untuk pertanian tembakau. Tembakau menjadi salah satu komoditas andalan yang menopang perekonomian warga. Namun, setelah masa panen, batang dan daun sisa seringkali menjadi limbah yang belum termanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, sebagai daerah dengan populasi ternak yang cukup besar, para peternak sering menghadapi kesulitan dalam penyediaan pakan hijauan yang konsisten, terutama saat musim kemarau.
Program intervensi sosial yang dirancang mahasiswa LLKM secara cerdas menghubungkan kedua permasalahan tersebut. Limbah yang semula menjadi masalah diubah menjadi solusi untuk sektor pertanian lain, menciptakan sebuah siklus ekonomi dan ekologi yang berkelanjutan di tingkat dusun. Inisiatif ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat dalam memandang dan mengelola sumber daya yang mereka miliki.
Rangkaian Pelatihan dan Produk yang Dihasilkan


Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diisi dengan serangkaian pelatihan praktis yang disambut antusias oleh warga:
- Alternatif Pakan Ternak (Silase): Pada hari pertama, Jumat, 24 Oktober 2025, para ahli dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Boyolali memberikan penyuluhan mengenai kesehatan hewan ternak. Sesi ini dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan silase, sebuah teknik fermentasi hijauan nabati untuk menghasilkan pakan ternak yang awet dan bernutrisi tinggi. Teknologi ini menjadi solusi konkret bagi peternak untuk memastikan ketersediaan pakan berkualitas sepanjang tahun.
- Pupuk Organik Cair (POC) dari Batang Tembakau: Hari kedua, Sabtu, 25 Oktober 2025, diisi dengan materi dan praktik pembuatan pupuk organik cair yang dipandu langsung oleh Dr. Ir. Bistok Hasiholan Simanjuntak., M.Sc, Dekan Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW. Warga diajarkan cara mengolah batang tembakau yang kaya akan unsur hara menjadi pupuk cair. Penggunaan POC ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang mahal dan seringkali langka, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
- Pestisida Nabati dari Daun Tembakau: Sebagai penutup, pada hari Minggu, 26 Oktober 2025, Dosen FPB UKSW, Ruth Meike Jayanti, memaparkan teknik pembuatan pestisida nabati dengan mengekstrak daun tembakau. Kandungan nikotin pada daun tembakau efektif untuk mengendalikan hama tanaman secara alami tanpa merusak lingkungan. Ini memberikan alternatif yang lebih aman dan murah dibandingkan pestisida kimia.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai acara seremonial penutupan LLKM. Lebih dari itu, program ini menjadi langkah awal untuk menjalin ikatan kekeluargaan yang kuat antara mahasiswa dan masyarakat Dukuh Glagah. Sesuai dengan tema yang diusung, para mahasiswa telah membuktikan perannya sebagai “figur Satya Wacana yang lateral,” yaitu pemimpin yang mampu berpikir di luar kebiasaan, berkolaborasi lintas sektor, dan membawa perubahan nyata yang berakar dari potensi masyarakat itu sendiri. Kehangatan dan sukacita yang ditunjukkan warga menjadi bukti bahwa ilmu yang diterapkan dengan tepat akan selalu menemukan tempatnya di hati masyarakat.
Penulis: Setyo Budi Nugroho
Editor: Kezia Rilly Wulan Gerungan