“Kampus ini merupakan kampus tua juga, yang kita segani juga. Dari sistem organisasinya, kita bisa mengambil banyak ilmunya dan kita serap beberapa sistem yang belum kita punya di Universitas Tarumanegara.” terang Muhammad Ikhsan, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Tarumanegara (UNTAR), kepada Scientiarum (09/22).
Dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menjalin silaturahmi, kata Ikhsan, kegiatan studi banding ke Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) khususnya Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) juga untuk menyerap beberapa sistem kerja BPMU yang belum dimiliki DPM-UNTAR.
Melihat kondisi pandemi Covid-19 yang semakin membaik, kata Ikhsan, kunjungan perwakilan DPM-UNTAR secara langsung ke UKSW dalam kegiatan ini, juga untuk mengamati kondisi kampus secara eksternal maupun internal serta membahas sistem-sistem kerja di organisasi BPMU-UKSW maupun DPM-UNTAR.
“Yang kedua adalah penyampaian aspirasi dari mahasiswa di tiap universitas, bagaimana dan penyerapan dan pelaksanaan advokasinya dari UKSW (BPMU -red) maupun DPM-UNTAR,” jelas Ikhsan.
UKSW merupakan kampus ketiga yang dikunjungi peserta studi banding DPM-UNTAR yang berjumlah 15 orang. Dua universitas lain yang telah dikunjungi, kata Ikhsan, adalah UNIKA dan UDINUS.
Selain disambut hangat oleh BPMU-UKSW, Ikhsan menyampaikan kondisi lingkungan UKSW yang menarik perhatiannya. Lingkungan yang masih banyak ditumbuhi pepohonan, menurut ikhsan, membuat cuaca sekitar kampus UKSW terasa sejuk.
“Banyak tempat-tempat teduh berkumpul, (lingkungan -red) kampus yang saya inginkan rupanya di tempat seperti ini, (lingkungan -red) yang tidak bisa saya dapatkan di kota-kota seperti Jakarta, yang sangat bising oleh hiruk pikuk kemacetan gitu. Jadi, saat pertama saya menginjakan kaki di tempat ini, sejuk rasanya,” terang Ikhsan.
Menanggapi kegiatan studi banding ini, Mariano selaku ketua BPMU menjelaskan bahwa kegiatan studi banding ini merupakan upaya menjawab visi dan misi BPMU.
“Khususnya misi ke empat itu tentang mengoptimalkan keterjalinan relasi yang berlandaskan kasih, antara BPMU dengan internal maupun BPMU dengan eksternal.” kata Mariano saat diwawancarai Scientiarum (09/06).
Mariano juga menjelaskan dalam kegiatan studi banding, BPMU akan memaparkan mengenai LK-UKSW secara keseluruhan.
“Pembahasan akan difokuskan pada, elaborasi seputaran BPMU-UKSW di dalamnya ada tentang struktur organisasi, apa saja yang menjadi agenda kerja di komisi program, komisi organisasi, komisi anggaran, komisi advokasi, serta uraian-uraian tugas. Selain itu, juga terdapat hal-hal yang direncanakan ke depan dengan teman-teman UNTAR,” kata Mariano.
Pelaksanaan kegiatan studi banding dibarengi juga agenda touring kampus UKSW. Kata Mariano, DPM-UNTAR meminta agar dapat terfasilitasi dan dikenalkan pada lingkungan kampus serta berkunjung ke tiap fakultas yang ada di UKSW.
Mariano berharap, kegiatan studi banding ini dapat memenuhi tujuan serta harapan agar DMP-UNTAR dan BPMU-UKSW dapat tetap saling berkolaborasi.
“Setelah ini, diharapkan kedepan akan ada kerjasama-kerjasama yang melibatkan kedua universitas ini supaya kemudian dalam merespon isu-isu eksternal, permasalahan-permasalahan nasional pemerintahan khususnya, itu ada kolaborasi dari kedua organisasi ini,” harap Mariano.
Terkait anggaran, ungkap Dina (nama samaran) salah satu fungsionaris LKU, kegiatan studi banding ini menggunakan dana Pembantu Rektor III dengan nominal yang belum diketahuinya.
“Jadi alur pertanggung jawabanya BPMU itu secara formal dilakukan pas rapat evaluasi,” tambah Dina ketika dihubungi Scientiarum (09/06).
Reporter Lapangan: Maria Dominika Tyas dan Stefani Dara Martinus
Reporter Tulis: Elyan Mesakh Kowi
Editor: Maria Dominika Tyas
