Student Center (SC) merupakan salah satu fasilitas kampus yang menjadi tempat bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktivitas, baik akademik maupun non-akademik. Tempat ini sering digunakan untuk kegiatan Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM), acara kampus, hingga sebagai tempat menunggu jadwal kuliah. Selain karena lokasinya yang strategis dan mudah diakses, lingkungan SC juga cukup asri.
Sudi Winarno, selaku staff Biro Manajemen Kampus pada tahun 2009 (dalam majalah Scientiarum), menjelaskan bahwa SC awalnya dirancang sebagai tempat latihan bagi KBM-KBM yang ada di UKSW. Selain itu, mahasiswa juga dapat memanfaatkannya untuk belajar bersama. Pembangunan SC dimulai pada 2 November 2009, dan dalam prosesnya, beberapa pohon ditebang untuk menyediakan ruang bagi konstruksi. Namun, setelah bangunan SC selesai, pohon-pohon baru kembali ditanam untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Secara fungsi, SC diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk beraktivitas dan berinteraksi. Namun, bagaimana realitasnya di lapangan? Apakah fasilitas ini dapat dinikmati dengan optimal oleh seluruh warga kampus tanpa kendala?
Perspektif Mahasiswa Terhadap Kondisi Fasilitas Student Center
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, SC berfungsi sebagai ruang berkumpul bagi mahasiswa dalam berbagai kegiatan. Namun, dalam praktiknya, fasilitas ini justru kurang mendapatkan perhatian yang memadai dari pihak kampus. Hal ini menimbulkan berbagai keluhan dari mahasiswa terkait kondisi dan perawatan SC.
Dalam wawancara dengan salah satu mahasiswa Fakultas Interdisiplin program studi Destinasi Pariwisata (nama disamarkan), ia mengungkapkan bahwa kondisi SC jauh dari kata ideal.
“Selain sebagai tempat berkumpul, SC juga sering digunakan sebagai tempat berteduh saat hujan. Namun, atapnya yang sudah usang seharusnya segera diganti agar dapat mendukung fungsinya dengan baik. Selain itu, SC sering kali berubah menjadi tempat penyimpanan barang seperti piring, kompor, dan gelas ketika ada acara besar di Gedung BU, yang sangat mengganggu kenyamanan mahasiswa.”
Mahasiswa lain dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi prodi Hubungan Internasional juga mengeluhkan kondisi infrastruktur SC, terutama atapnya yang sering bocor saat hujan.


“Material atapnya terbuat dari plastik dan kemiringannya sangat minim, sehingga ketika ada daun yang jatuh, air hujan menumpuk dan membuat atap menjadi berat hingga patah. Saat hujan deras, air tetap masuk ke dalam SC karena banyak bagian atap yang bolong dan tidak pernah dibersihkan.”
Keluhan serupa juga disampaikan oleh seorang mahasiswa dari KBM Fiskom Dance. Ia menyoroti perlunya renovasi SC agar lebih layak digunakan, terutama ketika cuaca hujan yang sering mengganggu kegiatan mereka.
“SC sebagai wadah mahasiswa seharusnya direnovasi. Tidak perlu rebranding, cukup memperbaiki bagian-bagian yang rusak seperti atap yang sudah bolong. Selain itu, meskipun ada petugas kebersihan, tetap saja saat hujan banyak genangan air di dalam SC yang mengganggu kegiatan kami, terutama kami harus menghindari area yang basah, yang tentunya sangat menghambat.”
Selain permasalahan kebocoran, mahasiswa juga mengeluhkan kurangnya fasilitas listrik di SC. Salah satu anggota KBM Taekwondo menyampaikan bahwa stopkontak yang tersedia banyak yang tidak berfungsi.


“Saat hujan, saya bersama anggota klub Muay Thai terpaksa pindah ke tempat lain karena lantai SC basah. Selain itu, jumlah stopkontak yang berfungsi sangat terbatas. Pernah suatu kali saya ingin mengisi daya ponsel, tetapi semua colokan sudah rusak atau sedang dipakai, sehingga saya harus mematikan ponsel saya agar tidak kehabisan baterai.”
Student Center sebagai fasilitas utama mahasiswa memiliki fungsi yang penting dalam mendukung aktivitas akademik dan non-akademik. Namun, kondisi SC saat ini dinilai kurang ideal dan membutuhkan perhatian lebih dari pihak kampus. Beberapa masalah utama yang dikeluhkan mahasiswa meliputi atap yang bocor, minimnya perawatan kebersihan, serta keterbatasan stopkontak yang berfungsi.
Dengan adanya berbagai keluhan ini, diharapkan pihak kampus dapat segera mengambil langkah-langkah perbaikan agar SC dapat kembali berfungsi dengan optimal. Renovasi atap, peningkatan kebersihan, serta penambahan fasilitas listrik yang memadai menjadi beberapa hal yang perlu diprioritaskan demi kenyamanan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas ini.
Penulis: Fakhrul Bayu Mardiko
Editor: Nicola Ananda