Hujan deras yang mengguyur Kota Salatiga beberapa waktu terakhir, kembali menyebabkan genangan air di jalan depan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Area ini juga digunakan sebagai tempat parkir mobil, sehingga banjir tidak hanya menghambat mobilitas mahasiswa, tetapi juga mengganggu akses kendaraan. Padahal, perbaikan drainase yang dilakukan tahun lalu seharusnya mampu mengurangi genangan, namun kenyataannya air masih meluap setiap kali hujan deras.
Menurut Wakil Dekan FKIP, Adi Winanto, posisi area depan FKIP yang lebih rendah dibandingkan fakultas lain menjadi salah satu penyebab utama air mengalir dan menggenang di lokasi tersebut. “Debit airnya sangat besar, terutama saat hujan deras, sehingga air yang masuk ke selokan menjadi sangat banyak. Direktorat Infrastruktur dan Digitalisasi (DID) sebenarnya sudah melakukan perbaikan dengan memperbesar saluran air,” ujarnya saat diwawancarai.
Namun, perbaikan tersebut tampaknya belum cukup efektif. Adi menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyampaikan keluhan ini ke DID dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Inovasi, dan Pengembangan (WR KIP). “Evaluasi tetap dilakukan oleh DID, dan mereka sedang mempertimbangkan solusi tambahan, seperti pemasangan pompa untuk membantu mengalirkan air saat hujan deras,” tambahnya.
Di sisi lain, mahasiswa yang sering melewati area terdampak turut mengeluhkan kondisi ini. Eric, salah satu mahasiswa UKSW yang kerap parkir di sekitar FKIP, mengungkapkan bahwa banjir mengganggu mobilitasnya. “Kalau pindah kelas dari CXY ke ABX itu susah, karena harus jalan kaki. Sepatu jadi basah, dan kalau hujan deras ya tambah parah,” keluhnya.

Eric juga menyarankan agar pihak kampus lebih sering melakukan perawatan pada sistem drainase. “Selokannya harus lebih diperhatikan, mungkin setiap bulan dicek dan dibersihkan. Kalau dibiarkan, nanti bakal banjir lagi dan kasihan mahasiswa yang sering terdampak,” katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir, curah hujan di Salatiga cukup tinggi. Curah hujan yang cukup tinggi berkontribusi pada timbulnya genangan di berbagai titik, termasuk di area kampus. Meskipun demikian, masalah drainase seharusnya bisa diantisipasi dengan sistem pengaliran air yang lebih optimal. Mengingat perbaikan sudah dilakukan sebelumnya tetapi masih belum efektif, muncul pertanyaan tentang efektivitas perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur ini.
Menanggapi hal ini, Adi mengatakan perbaikan akan terus dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas yang sudah ditetapkan oleh kampus. “DID masih memiliki banyak pekerjaan, jadi kami memaklumi jika perbaikan dilakukan secara bertahap. Pastinya, setiap masukan dari mahasiswa dan fakultas akan terus disampaikan,” jelasnya.
Meskipun demikian, mahasiswa berharap ada tindakan yang lebih konkret dan cepat dalam mengatasi masalah ini. “Setidaknya ada solusi jangka pendek, seperti pengerukan saluran air atau pemasangan alat bantu sementara. Kalau hanya menunggu perbaikan besar, dampaknya ke mahasiswa akan terus terasa,” ujar Eric.
Dengan masih adanya tantangan ini, pihak kampus diharapkan dapat segera menemukan solusi efektif agar banjir di depan FKIP tidak terus berulang setiap musim hujan.
Reporter: Julia Olivia Rante, Ferhan Galang Baskoro, Natalia Selviana Putri
Penulis: Nicola Ananda
Editor: Michael Alexander Budiman