/

Resah Akan Kondisi Negeri, LK Fakultas Hukum UKSW Gelar Aksi Malam Suri

/
136 dilihat

Penolakan terhadap pengesahan RUU TNI oleh DPR pada 20 Maret 2025 terjadi di berbagai daerah, termasuk di Salatiga. Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Hukum UKSW pada Sabtu (22/03/2025) pukul 21.30 WIB menggelar aksi ‘Malam Suara untuk Negeri’ (Malam Suri) di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari kampus UKSW. Aksi ini diikuti oleh mahasiswa lintas fakultas, dosen, serta mahasiswa UIN Salatiga.

Di awal aksi, peserta menyalakan lilin untuk menandakan kedukaan mereka terhadap kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Dalam aksi ini, peserta diberi ruang untuk menyampaikan pendapat maupun keresahannya, tidak hanya RUU TNI, tetapi berbagai isu nasional lainnya. Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) Hukum, Rezky Passiuola, menegaskan aksi ini tidak terbatas pada revisi UU TNI. “Bukan hanya Undang-Undang TNI, itu poin utamanya. Karena banyak orang yang menganggap bahwa (aksi) malam ini hanya terkhusus untuk revisi Undang-Undang TNI, tetapi khusus untuk seluruh problematika di Indonesia,” ujarnya.

Rezky juga menyatakan bahwa penyelenggaraan aksi tersebut selaras dengan visi keempat UKSW, yakni menjadi radar dalam situasi perubahan kebudayaan dan politik. Ungkapan senada juga disampaikan oleh Freidelino de Sousa, seorang dosen Fakultas Hukum yang ikut menyampaikan orasi pada Malam Suri.

Salah satu peserta yang berorasi | Dok. Scientiarum

Menurutnya, status sivitas akademika UKSW sebagai creative minority memberikan mereka tanggung jawab untuk peduli kepada kondisi bangsa ini. “Bangsa ini sedang banyak mengalami masalah dan masyarakat sudah berteriak dan kalau kita lihat sejauh ini, belum ada jawaban-jawaban dan solusi-solusi yang disampaikan pemerintah. Nah, sebagai kaum intelektual, tentu saja kita tidak bisa diam,” tegas Freidelino.

Aksi Malam Suri berlangsung hingga sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah aski berakhir, peserta membubarkan diri dengan tertib. Salah satu peserta dari UIN Salatiga, Soko, berharap aksi semacam ini bisa terus berlanjut. “Mungkin nanti selain diadakan di sini, bisa diadakan di Pansi (Alun-Alun Pancasila), atau dimana yang memungkinkan untuk bisa menggaungkan suara yang lebih luas lagi,” ujarnya.

Hingga berita ini ditulis, aksi protes terhadap UU TNI yang baru masih terus terjadi di berbagai daerah. Di Salatiga sendiri, aksi protes pertama telah diadakan oleh Aksi Kamisan Salatiga dan Koalisi Masyarakat Sipil Salatiga pada hari Kamis (20/03/2025) di depan Tugu Pancasila. Aksi serupa diperkirakan masih akan berlanjut, tergantung pada respons pemerintah terhadap tuntutan yang disuarakan.

Reporter: Julia Olivia Rante, Setyo Budi Nugroho, Michael Alexander Budiman
Penulis: Michael Alexander Budiman
Editor: Nicola Ananda

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Previous Story

Pasar Surup 2025: Ajang Kreativitas dan Kewirausahaan Siswa

Next Story

Mahasiswa UKSW Gelar Aksi “Satya Wacana Bergerak”, Tolak Militerisasi Kampus

0 $0.00