Mahasiswa mengeluhkan fasilitas kampus yang dianggap tidak memadai. Fasilitas tersebut adalah Air Conditioner (AC) dan kipas angin yang dinilai kurang karena jumlah mahasiswa melebihi kapasitas ruangan. Fasilitas yang tidak memadai mengakibatkan pembelajaran tidak efektif.
Stefanus, mahasiswa Hukum 2019 mengatakan, “Gedung F membutuhkan AC, bukan hanya kipas, soalnya dengan kapasitas orang banyak, dengan ruangan sesempit itu, sirkulasi udaranya itu kurang, dan juga suhunya panas, sehingga pembelajaran jadi kurang konsentrasi,” jelas Stefanus saat diwawancarai, Rabu (13/09).
Odi, mahasiswa Hukum 2019 menambahkan, “minimal kelas itu kan 50 kursi (dan –red) maksimal 60, jadi kalau semua masuk pasti panas, kan pengap kan”.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh dua orang mahasiswa Ekonomi angkatan 2022 yang tidak ingin disebutkan namanya. Mereka menyampaikan ketidaknyamanan yang dirasakan saat mengikuti proses perkuliahan di gedung F (Fakultas Hukum) dan GX (Pascasarjana) karena kurangnya fasilitas pendingin ruangan.
“Dalam pembelajaran kita, kadang-kadang ruang pembelajaran di fakultas hukum umumnya ngga terlalu dingin, biasa bikin ngga nyamanlah”. “Di gedung GX (pascasarjana –red) juga panas sih,” sambung teman disampingnya.
Dengan keluhan yang disampaikan mahasiswa ini, Iyono dari bagian infrastruktur menjelaskan bahwa memang tidak semua ruangan memiliki AC, karena beberapa ruangan dengan ventilasi udara yang baik hanya dipasang kipas angin.
“Yang (perlu -red) pasang AC itu kelas-kelas yang memang panas. Kalau yang tidak terlalu panas tidak perlu karena ventilasinya memang sudah baik,” jelas Iyono.
Iyono juga menjelaskan, sejauh ini belum ada mahasiswa yang melaporkan kepada mereka. Namun, karena menerima laporan dari penjaga gedung, sehingga diusahakan pemasangan kipas angin. Pemasangan kipas angin dilakukan karena untuk pengadaan AC membutuhkan anggaran yang besar.
“kalau dari mahasiswa yang mengeluhkan kurang dingin, kepanasan, itu belum pernah ada. Seperti di (gedung -red) GX 103, karena terima laporan dari petugas ruang, kita usahakan kipas angin dulu karena kalau anggaran untuk AC itu kan terlalu besar juga, sementara kita pakai kipas angin dulu,” jelas Iyono.
Sarana dan prasarana yang memadai tentu berpengaruh pada proses pembelajaran di kampus. Namun, dengan realita yang ada, perlu ada pengoptimalan dalam tata kelolanya guna menunjang proses pembelajaran yang nyaman.
Penulis: Eka Lodia Selly.
Editor : Reyvan Andrian Kristiandi.