/

Dana dari Pemerintah Macet, Agustinus: Kami Tidak Berjuang Sendiri

/
539 dilihat

Selasa malam (7/2) Pemerintah Kota Salatiga bersama Pimpinan Universitas Kristen Satya Wacana mengadakan pertemuan mendadak bersama 200 mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga.

Sejak Januari lalu, Pemkab Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan diduga tidak melakukan kewajibannya untuk membiayai ratusan mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana. Buntut dari kelalaian Pemkab Pegunungan Bintang ini, sebanyak 200 mahasiswa tidak dapat melakukan pembayaran uang kuliah tepat waktu, pembayaran kos, dan pemenuhan biaya hidup.

Pemerintah Kota Salatiga ikut turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Pemkot Salatiga melalui PJ Walikota Salatiga Sinoeng Noegroho Rachmadi menyampaikan akan memberikan bantuan berupa beras sebanyak dua kuintal, biskuit, telur, dan sembako lainnya.

“Pemerintah tidak akan membiarkan sendiri ada sebagian beasiswa dan biaya sendiri, yang penting anak-anak Papua dapat dengan lancar,” tutur Sinoeng.

Pertemuan ini diadakan untuk menindaklanjuti pemberitaan mengenai nasib ratusan mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang di Kota Salatiga yang terlantar akibat tidak cairnya dana pendidikan Pemkab Pegunungan Bintang.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan UKSW Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M. Kom menjelaskan bahwa keterlambatan cairnya dana pendidikan dikarenakan Wakil Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang yang saat itu menjabat meninggal dunia. Oleh sebab itu, terjadi pergantian kepemimpinan dan mengakibatkan berhentinya urusan administrasi yang juga mengurus tentang pendanaan untuk mahasiswa yang berkuliah di UKSW.

“Nah kan, karena di sana sedang wakil bupatinya kan meninggal jadi ganti bupati ini nah itu urusan administrasi jadi berhenti,” tutur Eko.

Ia juga mengharapkan Pemkab Pegunungan Bintang segera menindaklanjuti, perihal nasib mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang masih berstatus sebagai mahasiswa UKSW dalam melakukan kewajibannya membayar biaya kuliah.

“Disiasati dengan cara dispensasi, harapannya dana disana sudah turun dana dari sana,” tuturnya.

Pertemuan dengan Pemerintah Kota Salatiga dan Pimpinan UKSW ini, menurut Agustinus Kakyarmabin selaku perwakilan dari mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang, hal ini dapat menguatkan psikis mahasiswa, akibat dampak dari penundaan turunnya dana dari Pemkab Pegunungan Bintang.

“Dan respon ini menguatkan kami, menguatkan psikologis kami, bahwa kami tidak berjuang sendiri, seperti yang disampaikan pak walikota tadi, berstudi di sini selayaknya di rumah sendiri,” ujarnya.

“Harapan kami uang saku segera dijalankan, dan uang pembangunan juga segera dilunasi supaya kami kuliah tanpa beban,” tutupnya.

Reporter: Agita Parintak, Willma Putri Andina, Annisa Reiny Harnum Febriyanti, Nikolas Genta Ragil Subagya, Reyvan Andrian Kristiandi

Penulis: Cyntia Trisetiani Baga

Editor: Reyvan Andrian Kristiandi

Foto/Desain: Imanuel Satya Adi Nugroho

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Previous Story

Penanganan Pelecehan Seksual di UKSW, Ina Hunga: Mudah-mudahan Pimpinan Baru Memiliki Komitmen yang Kuat

Next Story

Desas-desus ‘Digusurnya’ Asrama Kartini