/

Kesehatan Mental Mahasiswa Pendatang dalam Perjalanan Akademik

/
630 dilihat

Kesehatan mental adalah topik yang semakin mendapatkan perhatian dalam masyarakat kita belakangan ini. Mahasiswa, sebagai kelompok yang seringkali dihadapkan pada tekanan, tantangan, dan stres dalam menjalani perjalanan pendidikan mereka, merupakan salah satu segmen populasi yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menjaga kesehatan mental mereka.

Bagi mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sendiri yang merupakan pendatang dari seluruh penjuru Indonesia, hal ini bisa menjadi lebih kompleks. Adanya tekanan akademik, budaya yang berbeda, dan perubahan lingkungan seringkali berdampak negatif pada kesehatan mental mahasiswa yang memerlukan perhatian serius dari pihak universitas.

Sebagai salah satu mahasiswa pendatang, berikut ini adalah opini penulis mengenai beberapa hal yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan mental Mahasiswa UKSW:

  1. Perubahan Lingkungan dan Kebiasaan: Mahasiswa pendatang seringkali harus menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam lingkungan dan kebiasaan sehari-hari mereka. Hal ini dapat menciptakan stres dan kecemasan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.
  2. Tekanan Akademik: Mahasiswa dari berbagai daerah seringkali dikenakan tekanan akademik yang tinggi. Mereka mungkin merasa perlu membuktikan diri dan mencapai kesuksesan akademik yang tinggi untuk mengatasi tekanan dari keluarga dan komunitas asal.
  3. Isolasi Sosial: Mahasiswa pendatang mungkin merasa terisolasi atau kesepian di lingkungan yang baru. Mereka mungkin jauh dari keluarga dan teman-teman lama, dan merasa kesulitan membangun jejaring sosial yang kuat di lingkungan baru.
  4. Perbedaan Budaya dan Bahasa: Sebagai pendatang, perbedaan budaya dan bahasa seringkali menimbulkan sejumlah kendala dalam interaksi. Contohnya, Seorang mahasiswa dari luar Jawa, asal Sumatra, dia tidak memiliki pemahaman bahasa Jawa yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh teman temannya di kampus dan di sekitarnya. Disaat dia berbicara menggunakan bahasa Indonesia, teman-temannya dapat mengerti dan membalas pembicaraannya. Namun, ketika teman-teman sekelasnya saling berinteraksi menggunakan bahasa Jawa, Dia yang tidak memahaminya dapat merasa tertinggal, terabaikan serta mungkin merasa tidak diterima. Akibatnya, hal ini bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi. 

Kesehatan mental mahasiswa pendatang di Universitas Kristen Satya Wacana adalah isu eksklusif yang membutuhkan perhatian mendalam. Perubahan budaya yang signifikan, tuntutan tinggi yang mereka hadapi sebagai pendatang, dan Isolasi sosial yang harus dihadapi sebagai pendatang semuanya mempersulit mereka dalam menjaga kesehatan mental mereka sebagai mahasiswa. Universitas sebagai rumah yang mereka pilih, sebagai tempat untuk menuntut ilmu, diharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, dan memastikan bahwa kesehatan mental mahasiswa pendatang bukan merupakan hal yang dapat disepelekan.

Penulis: Henry Franco Eduard Tobe
Editor: Reyvan Andrian Kristiandi
Desain/Foto:
Imanuel Satya Adi Nugroho/eschoolnews.com

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Previous Story

Salatiga dan Cuaca Panas : Perubahan yang Kita Semua Rasakan

Next Story

Menggali Visi Misi Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga 2025-2029: Ambisi atau Solusi?

0 $0.00