“Mimbar Bebas” adalah suatu ruang terbuka untuk menyampaikan pendapat di muka umum sebagai wujud kebebasan berekspresi. Pada hari Sabtu lalu (12/11), konsep kegiatan mimbar bebas diangkat oleh fungsionaris Magang SMU sebagai projek final mereka dengan mengangkat tema isu-isu global saat ini, sejalan dengan salah satu poin di dalam Skenario Pola Pembinaan Mahasiswa milik UKSW yaitu “International Awareness”.
Mimbar Bebas bertema “Let’s Speak Up about SDGs in Your Action and Creativity” ini dikemas dalam 3 (tiga) bentuk kegiatan yang juga diperlombakan, diantaranya lomba pidato, puisi, dan stand up comedy. Mekanismenya dimulai dari tahap pendaftaran peserta pada akhir Oktober yang terbuka untuk Mahasiswa/i UKSW dan Umum, lalu peserta diarahkan untuk mempersiapkan karya tulis mereka sebelum nantinya dibawakan pada hari-h pelaksanaan yang berlangsung di Ruang Tan Ik Hay, Fakultas Bahasa dan Seni UKSW. (Pengumuman pemenang lomba pidato, puisi, dan stand up comedy bisa dilihat di akun intagram @mimbarbebas2022).
Mengenai tema yang diangkat, dilansir dari laman website https://sdgs.un.org/ milik United Nations atau PBB, Sustainable Development Goal’s atau disingkat “SDGs” memiliki 17 tujuan/goals didalamnya. Pada intinya, 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) merupakan seruan dari PBB agar semua negara bertindak mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan isu sosial, pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya dalam kemitraan global. (selengkapnya bisa dilihat di https://sdgs.un.org/goals)
“Para peserta, dari 17 (goals –red) itu, se-kreatif mereka dapat mengangkat (sub-tema –red) apapun. Entah itu isu kemiskinan ataupun isu-isu lainnya,” tutur Yosua Dwi Prasetyo yang bertugas sebagai koordinator divisi acara kegiatan ini.
Selain dari unsur peserta, Mimbar Bebas ini juga turut mengundang guest star dari komunitas Stand Up Indo Salatiga, salah satunya adalah Angling Kusumandhita. Komika yang juga merupakan alumni jurusan Teknik Elektro UKSW ini berpendapat tema yang diangkat mengenai SDG’s cukup kompleks, sehingga ia dan teman-teman komunitas perlu waktu untuk memahami dan mengulik tema tersebut karena istilah SDG’s itu sendiri kurang familiar di telinga mereka.
“Karena kami belum familiar dengan istilahnya, jujur kami semua baru mendengar itu (SDG’s -red) pertama kali, tapi setelah kami mengulik, ternyata SDG’s ini goals-nya itu 17 goals itu sebenarnya di sekitaran kita, kita tahu begitu. (isu –red) kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, terus ekosistem laut yang kita sudah tau, cuma ini dipadatkan menjadi SDG’s,” jelasnya.
Dalam perspektif Stand Up Comedy, pokok bahasan dari materi yang mereka sampaikan (premis) dapat dibangun dengan melihat sisi negatif dan hal-hal yang sekiranya ‘menggelitik’ untuk dibawakan.
“Dilihat dari sisi negatif-nya, yang bisa dikritisi,” ujar Angling menjelaskan bagaimana ia dan teman-teman komunitas Stand Up Indo Salatiga membuat ‘premis’ yang mesti relevan dengan tema SDG’s.
Hal senada diungkapkan oleh anggota komunitas Stand Up Indo Salatiga lainnya, Thesar Yanuar Ramadhan yang akrab disapa Shikamaru (si karisma manis siap melamarmu) menceritakan bagaimana proses kreatif yang dilaluinya saat membuat materi stand up berdasarkan aspek-aspek yang ada di SDG’s.
“Dari ke-17 aspek itu kadang bingung saya, yang mau dibahas yang mana nih, jadinya kita bahas yang dekat (dengan kehidupan sehari-hari –red) saja, kalo misalkan saya bahas tentang kemiskinan atau apa kan kadang apa nih, jadinya tadi kan saya bahas tentang kedamaian dan keadilan,” jelasnya.
Thesar merupakan salah satu dari 4 penampil Stand Up Indo Salatiga yang ikut mengisi kegiatan Mimbar Bebas ini. Selain dirinya dan Angling, Bob Sadoni juga berhasil mengundang gelak tawa seisi ruangan Tan Ik Hay melalui premis yang dibawakannya tentang pembangunan berkelanjutan di tempatnya.
“Kebetulan di jalan desa saya itu rusak parah, rusak parah. Bahkan saking parahnya itu, suster ngesot jalan di desa saya, selip temen-temen,” ujarnya saat melakukan penampilan Stand Up Comedy di Mimbar Bebas dihadapan audiens yang mengisi Ruang Tan Ik Hay (12/11).
Penampilan dari komunitas Stand Up Indo Salatiga menjadi sajian penutup rangkaian acara Mimbar Bebas ini, setelah sebelumnya acara dimulai dari penampilan kontestan lomba pidato, dilanjut dengan lomba puisi dan lomba stand up comedy.
Kegiatan ini mendapat respon positif berkat tema yang masih cenderung belum familiar di kalangan orang-orang awam. Melalui apa yang disampaikan di Mimbar Bebas ini, para kontestan mendapatkan bukan hanya hiburan melainkan juga nilai edukasi.
“Menurut saya masih banyak orang ga tau tentang SDG’s, jadinya dari lomba itu tadi, dari puisi, terus pidato, sama stand up comedy kan dari partisipan yang datang, terus info-info yang disebar di sosial media jadinya pada tau gitu tentang “oh ada SDG’s”, jadinya ada (nilai -red) edukasi-nya,” tutup Thesar (Shikamaru) saat diwawancarai oleh scientiarum pada hari Sabtu (12/11).
Meskipun yang dibahas adalah “Pembangunan Berkelanjutan,” tetapi untuk kegiatan Mimbar Bebas ini bukan merupakan program berkelanjutan atau program yang akan rutin dilaksanakan tiap tahun. Hal ini disampaikan oleh koordinator acara sekaligus salah satu anggota Magang SMU, Yosua Dwi Prasetyo.
“Jadi kami anak-anak magang SMU, kami diminta untuk membuat sebuah program dan disini kami sedang merealisasikannya. Entah kedepannya mungkin di dalam magang (SMU –red) bakal ada program lain lagi yang akan dilaksanakan tapi mungkin itu berbeda, jadi ini bukan program rutin,” tutupnya.
Disisi lain, Angling Kusumandhita mengapresiasi adanya kegiatan seperti Mimbar Bebas ini. Menurutnya kegiatan seperti ini mesti dilaksanakan secara rutin dan perlu dikembangkan.
“Mungkin kalo saya bilang ya rutin diadakan, karena memang kami sendiri tuh istilah SDG’s tuh baru tau sekarang red) ini. Artinya dengan diadakan acara ini, ini cukup mendorong baik peserta maupun yang menyaksikan itu bisa memahami tentang SDG’s itu sendiri,” pungkasnya.
Penulis : Reyvan Andrian Kristiandi
Editor : Eka Lodia Selly
Sumber foto: Panitia Mimbar Bebas 2022